Nama : Anas bin Malik | Yang meriwayatkan Hadits: |
Kalangan : Shahabat | Imam Bukhari: 829 |
Kuniyah : Abu Hamzah | Imam Muslim: 485 |
Negeri Hidup : Madinah | Imam Abu Dawud: 257 |
Negeri Wafat : --- | Imam at Tirmidzi: 367 |
Tahun Wafat : 91 H | Imam an Nasa'i: 366 |
Imam Ibnu Majah: 279 | |
Imam Ahmad: 2,189 | |
Imam Malik: 35 | |
Komentar Ulama : | Imam Darimi: 157 |
Shahabat |
Hadits yang diriwayatkan
Anas bin Malik bin Nadar al-Khazraj (Arab:العربية) -
lahir: 612
wafat:709/712)
Anak : Malik bin Anas, lainnya
lahir: 612
wafat:709/712)
Anak : Malik bin Anas, lainnya
Anas bin Malik adalah Sahabat Nabi Muhammad SAW. urutan ke tiga dari sahabat yang banyak meriwayatkan hadist,
Ia meriwayatkan sebanyak 2.286 hadits.
Anas bin Malik berasal dari Bani an-Najjar dan merupakan anak dari Ummu Sulaim. Sejak kecil Dia melayani keperluan Nabi Muhammad SAW, sehingga selalu bersama Rasulullah. Dengan selalu bersama Rasulullah, Dia menghafal banyak hadist.
Anas adalah (Khadam) pelayan Rasulullah yang terpercaya, ketika ia berusia 10 tahun, ibunya Ummu sulaiman membawanya kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam untuk berkhidmat. Ayahnya bernama Malik bin an-Nadlr.
Anas bin Malik berkhidmat dengan nabi semasa dia masih kecil,dia berkhidmat dengan nabi selama 10 tahun. Nabi juga selalu mendampingi Anas bin Malik untuk memberikan pengajaran kepada Anas,ketika hendak memulai makan, nabi perintahkan anas supaya membaca doa dan ambil makanan yang berada di hadapan dahulu.
Begitu sikap nabi mengajar Anas bin Malik.
Anas bin Malik dalam umurnya yang sangat dini, ketika ibunya menalkinkan dua kalimat Syahadat kepadanya, maka timbullah benih cinta kepada Sang Nabi Muhammad SAW. Dengan itu pula timbullah kerinduan Anas untuk mendengarkan cerita-cerita Nabinya, sehingga telinganya telah merindukan Sang Nabi sebelum mata melihatnya, selain Anas banyak anak-anak kecil yang merindukan Nabi walaupun Sang Nabi berada di Mekkah sedangkan mereka berada di Madinah, mereka semua rindu agar bisa menjadi orang yang beruntung dapat melihat sang nabi pujaan dan gembira bisa bertemu dengannya.
Perjumpaan dengan Rasulullah SAW
Tidak berlangsung lama, Nabi Muhammad SAW menempuh perjalanan menuju kota Madinah dengan sahabatnya Sayyiduna Abu Bakar AsSiddiq untuk berhijrah. Maka setiap rumah yang ada di Madinah di penuhi dengan hati yang gembira, setiap pandangan dan hati mereka bersambung dengan jalan yang akan dilalui Rasulullah dan sahabatnya menuju kota Madinah. Para sahabat setiap hari di penghujung kota Madinah menanti-nanti kedatangan Nabi Muhammad SAW. Anak-anak kecilpun termasuk Anas bin Malik ikut pula menanti bersama para sahabat. Akan tetapi Sang Nabi tak kunjung datang.
Menjadi Pelayan Rasulullah SAW
Di pagi yang cerah dan mentari yang bersinar indah seorang laki-laki berteriak dengan kencang :
“Sesungguhnya Nabi Muhammad dan sahabatnya sudah dekat dengan kota Madinah”.
Maka semua laki-laki berbondong-bondong menuju gerbang kota Madinah yang akan dilalui oleh Sang Nabi pembawa hidayah dan Kebenaran. Maka mereka para penduduk kota Madinah baik orang tua ataupun pemuda dan anak-anak kecil, berlomba-lomba untuk menyambut Sang Nabi, wajah mereka berseri-seri, hati mereka berbunga-bunga, dan salah satu yang paling bercahaya wajahnya dan yang paling gembira hatinya adalah Anas bin Malik.
“Sesungguhnya Nabi Muhammad dan sahabatnya sudah dekat dengan kota Madinah”.
Maka semua laki-laki berbondong-bondong menuju gerbang kota Madinah yang akan dilalui oleh Sang Nabi pembawa hidayah dan Kebenaran. Maka mereka para penduduk kota Madinah baik orang tua ataupun pemuda dan anak-anak kecil, berlomba-lomba untuk menyambut Sang Nabi, wajah mereka berseri-seri, hati mereka berbunga-bunga, dan salah satu yang paling bercahaya wajahnya dan yang paling gembira hatinya adalah Anas bin Malik.
Akhirnya Rasulullah SAW bersama sahabatnya Sayyidina Abu Bakar Siddiq disambut oleh jamaah laki-laki dan anak-anak kota Madinah.
Adapun golongan perempuan dan anak-anak perempuan menyambut Rasulullah di atas rumah-rumah mereka, mereka memandangi Rasulullah dari tempat-tempat yang jauh dengan mengatakan : “Apakah dia…? Apakah dia..?” maka hari itu pun menjadi momen yang tak terlupakan. Anas bin Malik pun selalu menyebut kejadian itu walaupun umurnya lebih dari seratus tahun.
Belum sehari Rasulullah menetap di kota madinah, ibunda Anas bin Malik bersama putra tercintanya (Anas bin Malik) yang masih kecil yang berjalan didepannya dengan meloncat-loncat kegirangan.
Kemudian ibunda Anas mengucapkan salam kepada Rasulullah dan berkata : “Ya Rasulullah, tidak ada laki-laki atau perempuan dari golongan Anshor kecuali telah memberimu hadiah, akan tetapi aku tidak menemukan sesuatu yang bisa kuhadiahkan kepadamu kecuali putraku ini, maka ambillah ia, jadikanlah ia pembatumu”.
Maka nabipun senang, dan menerima Anas dengan wajah yang berseri-seri. Kemudian Rasulullah mengusap kepala Anas bin Malik dengan tangannya yang mulia Dan membawa Anas kekeluarga Rasulullah SAW.
Anas bin Malik atau Uneis (panggilan Rasulullah kepada Anas). Dalam usianya yang ke sepuluh adalah hari-hari yang sangat membahagiakannya, ketika menjadi pembantu Nabi Muhammad SAW, dan dia hidup di dalam pendidikan dan penjagaan Nabi Muhammad SAW, sampai beliau meninggal, dan masa-masa itu berlangsung selama sepuluh tahun tepat, jiwanya pun penuh dengan hidayah, hatinya penuh dengan hadits –hadits Nabi sehingga ia menjadi orang yang lebih tahu tentang keadaan Nabi, rahasia, sifat-sifat Nabi SAW, yang tidak diketahui orang lain kecuali dirinya.
Kenangan Bersama rasulullah SAW
Annas bin Malik telah melihat dari pergaulan Nabi yang sangat mulia yang tidak bisa didapatkan dari seorangpun. Dan merasakan indahnya perangai Nabi, dan agungnya sifat-sifat Nabi. Yang membuat iri semua orang didunia, maka aku kisahkan tentang Anas bin Malik sebuah hadits yang sangat jelas.
Anas bin Malik berkata :
“Rasulullah SAW adalah orang yang paling bagus akhlaqnya, yang paling lapang dadanya, dan yang paling dermawan.
Maka suatu hari Beliau mengutusku untuk suatu keperluan, kemudian aku keluar dan aku menuju anak-anak kecil yang sedang main di pasar untuk bermain bersama mereka dan akupun keluar tidak untuk menunaikan hajatnya Rasulullah SAW, maka ketika aku sedang bermain bersama mereka tiba-tiba ada seseorang yang berdiri di belakangku dan memegang bajuku, kemudian aku memalingkan wajahku untuk melihatnya.
Seketika aku dapati Rasulullah tersenyum manis kepadaku dan berkata: “Wahai Unais apakah engkau sudah mengerjakan suatu keperluan yang telah aku perintahkan kepadamu?”
Maka aku pun berlari dan berkata : “Ya, aku akan kerjakan sekarang wahai Rasulullah”.
Demi Allah sungguh aku telah menjadi pembantu Rasulallah selama sepuluh tahun dan Beliau pun tidak pernah mengatakan untuk sesuatu yang aku kerjakan : “Mengapa Engkau kerjakan!”
dan untuk yang aku tinggalkan : “Mengapa Engkau tinggalkan?”
Anas bin Malik berkata :
“Rasulullah SAW adalah orang yang paling bagus akhlaqnya, yang paling lapang dadanya, dan yang paling dermawan.
Maka suatu hari Beliau mengutusku untuk suatu keperluan, kemudian aku keluar dan aku menuju anak-anak kecil yang sedang main di pasar untuk bermain bersama mereka dan akupun keluar tidak untuk menunaikan hajatnya Rasulullah SAW, maka ketika aku sedang bermain bersama mereka tiba-tiba ada seseorang yang berdiri di belakangku dan memegang bajuku, kemudian aku memalingkan wajahku untuk melihatnya.
Seketika aku dapati Rasulullah tersenyum manis kepadaku dan berkata: “Wahai Unais apakah engkau sudah mengerjakan suatu keperluan yang telah aku perintahkan kepadamu?”
Maka aku pun berlari dan berkata : “Ya, aku akan kerjakan sekarang wahai Rasulullah”.
Demi Allah sungguh aku telah menjadi pembantu Rasulallah selama sepuluh tahun dan Beliau pun tidak pernah mengatakan untuk sesuatu yang aku kerjakan : “Mengapa Engkau kerjakan!”
dan untuk yang aku tinggalkan : “Mengapa Engkau tinggalkan?”
Rasulullah sering bergurau dengan Anas bin Malik, dan Rasulullah sendiri tidaklah bersikap seperti seorang majikan kepada hambanya.
Anas sendiri pernah berkata:” Rasulullah Shallallahu alaihi wasssalam tidak pernah menegur apa yang aku perbuat, beliau juga tidak pernah menanyakan tentang sesuatu yang aku tidak kerjakan, akan tetapi beliau selalu mengucapkan Masya’allahu kan wa ma lam yasya”.
Anas bin Malik tidak berperang dalam perang Badar yang akbar, karena usianya masih sangat muda. Tetapi ia banyak mengikuti peperangan lainnya sesudah itu.
Pada waktu Abu Bakar meminta pendapat Umar mengenai pengangkatan Anas bin Malik menjadi pegawai di Bahrain, Umar memujinya :” Dia adalah anak muda yang cerdas dan bisa baca tulis, dan juga lama bergaul dengan Rasulullah”.
Sedangkan Komentar Abu Hurairah tentangnya : “ Aku belum pernah melihat orang lain yang shalatnya menyerupai Rasulullah kecuali Ibnu Sulaiman (Anas bin Malik)”.
Ibn Sirin berkata:” Dia (Anas) paling bagus Shalatnya baik di rumah maupun ketika sedang dalam perjalanan”.
Pada hari hari terakhir masa kehidupannya, Anas pindah ke Basrah, Sebagian lain mengatakan kepindahannya karena terkena fitnah Ibn al-Asy’ats yang mendorong Hajjaj mengancamnya. Maka tidak ada jalan lain bagi anas bin Malik untuk pindah ke Basrah yang menjadikan satu satunya sahabat Nabi disana.
Itulah sebabnya para Ulama mengatakan bahawa Anas bin Malik adalah sahabat terakhir yang meninggal di Basrah.
Pada wafatnya Muwarriq berkata: “ Telah hilang separuh ilmu. Jika ada orang suka memperturutkan kesenangannya bila berselisih dengan kami, kami berkata kepadanya, marilah menghadap kepada orang yang pernah mendengar langsung dari Rasululah Shallallahu alaihi wassalam”.
Sanad paling sahih yang bersumber awalnya dari : Malik, dari az-Zuhri, dan dia (Anas bin Malik). Sedangkan yang paling Dlaif dari Dawud bin al-Muhabbir, dari ayahnya Muhabbir dari Abban bin Abi Iyasy dari dia.
Ia wafat pada tahun 93 H dalam usia melampaui seratus tahun.
Disalin dari Biografi Anas dalam Thabaqaat Ibn sa’ad 7/10 dan Tahdzib 3/319
Tidak ada komentar
Posting Komentar