Umair bin Wahab al-Jumahi adalah pemuka Qurais yang banyak menentang nabi dan sahabatnya. Dia terkenal kasar dan kejam terhadap umat Islam, hingga dia mengatakan “Saya tidak takut kepada manusia dan jin”. Dari watak-nya yang pemberani tersebut ia disebut sebagai “setan qurais” sebelum ia memeluk Islam.
Kesedihan dan kemarahan Umair bin Wahab mulai bertambah setelah anak-nya ditawan pada perang Badar, perang pertama kali antara Umat Islam dengan kaum musyrikin Qurais, saat itu jumlah tentara Islam 3.000 namun atas pertolongan Allah bisa mengalahkan kekuatan musuh yang berjumlah 10.000
Umair bin Wahab berhasil selamat, namun 3 anaknya terbunuh dan satu anak-nya ditawan tentara Islam, Ketiga anak Umair yang terbunuh adalah Jumah, Haris dam Atiq.
Di suatu hari, Umair menuju masjid untuk thawaf di Ka’bah dan memohon keberkahan kepada Allah melalui patung2 berhala. Kebetulan saat itu ada juga sahabat dekatnya yaitu Shafwan bin Umayyah.
Umair dan Shafwan merencanakan balas dendam untuk membunuh Rasulullah Muhammad. Sebagai sahabat karib-nya Shafwan juga membenci Islam karena ayah dan saudaranya juga meninggal di perang Badar tersebut. Shafwan sanggup menanggung beban hidup keluarga Umair, melunasi Umair, bila Umair mau membunuh Rasulullah. Shafwan lalu memberikan belati kepada Umair, belati yang sudah diberi racun. Rencana balas dendam tersebut dirahasiakan dan tidak yang mengetahui kecuali mereka berdua.
Dari Mekah, Umair berangkat ke Madinah untuk membunuh Rasulullah. Maka Umair dihadang oleh Umat Islam dan ditanya : "Apa keperluanmu wahai Umair? "
Umair menjawab : "Aku akan menebus anak-ku yang ditawan."
Hal tersebut disampaikan kepada Rasulullah, lalu Rasulullah mengatakan : “Bukan itu tujuanmu, Engau datang untuk membunuhku, Engkau telah merencanakan bersama Sofwan di Ka’bah, ia memberimu pedang beracun. Maka Allah-pun menyelamatkanku”
Mendengar ucapan Rasulullah Umair terkejut, karena tidak ada seorangpun tahu rencana Umair saat berada di Mekah kecuali Sofwan, lalu bagaimana Rasulullah yang tinggal di Madinah bisa tahu rencananya. Maka Umairpun berkata : “Tidak satu orang-pun tahu rencanaku, siapa yang memberitahukanmu?”,
Rasulullah menjawab : "Allah yang memberitahuku”. Maka Umairpun masuk Islam.
Setelah itu Rasulullah memerintahkan para sahabatnya dengan ucapan : “Ajarkan Islam kepada saudara kalian ini”.
Mendengar perkataan rasulullah tersebut Umar Bin Khatab, seorang pembesar Qurais yang lebih dulu masuk Islam berkata kepada : “Dulu saya lebih suka melihat babi daripada melihat Umair, tapi kini aku lebih mencintainya daripada sebagian anak-anakku”.
Setelah Umair belajar Islam di Madinah, maka ia-pun minta ijin kepada Rasulullah untuk kembali ke Mekah agar bisa mengajarkan Islam kepada sanak saudaranya yang ada di Mekah. Rasulullah-pun mengijinkan dan berpesan “Ajak-lah mereka dengan cara yang lembut (dengan cara yang baik)”
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar
Posting Komentar