Nama lengkap beliau adalah Zaid bin Amr bin Nufail bin Abdul Uzza bin Riyah bin Abdullah bin Qurth bin Razah bin ‘Adi bin Ka’ab bin Lu’ay. Al-Khattab – ayah Umar bin Khattab – merupakan Paman dari Zaid bin ‘Amr. Atau dengan kata lain, Zaid bin Amr merupakan saudara sepupu Umar bin Khattab r.a.
Zaid bin ‘Amr hidup di zaman sebelum kenabian Nabi Muhammad SAW . Ia telah meninggalkan penyembahan berhala dan hanya memakan sesuatu yang disembelih dengan menyebut nama Allah. Asma’ binti Abu Bakr berkata : aku melihat Zaid bin Amr menyandarkan punggungnya di Ka’bah dan berkata : wahai kaum Quraisy, demi jiwa Zaid yang berada di genggaman-Nya, tidak ada seorang pun di antara kalian yang sesuai dengan agama Ibrahim a.s. melainkan aku.
Kemudian ia berkata : “Ya Allah, sesungguhnya seandainya aku mengetahui cara beribadah yang paling Engkau cintai niscaya aku akan menyembah-Mu dengannya, akan tetapi aku tidak mengetahuinya.” Kemudian ia bersujud di atas kendaraannya. Pada riwayat lain ditambahkan : ia shalat menghadap ka’bah dan berkata : Tuhanku adalah Tuhan Ibrahim, agamaku adalah agama Ibrahim.
Hidayah merupakan sesuatu yang mahal, hanya orang – orang yang dikehendaki oleh Allah SWT saja yang berhak untuk mendapatkannya. Tak sedikit orang yang bersentuhan langsung dengan hidayah tersebut, namun hidayah itu tidak dapat masuk dan meresap ke dalam hatinya. Dan banyak orang – orang yang hidup di tengah – tengah kebatilan dan kemusyrikan, akan tetapi atas kehendak Allah SWT hidayah tersebut meresap dan berakar di hati orang tersebut. Kali ini saya akan menyampaikan kisah seorang yang hidup sebelum Rasulullah SAW diutus menjadi seorang nabi, namun ia mendapatkan hidayah dari Allah dan memeluk agama Ibrahim a.s. beliau adalah Zaid bin Amr.
Di saat bangsa Arab terkenal sebagai bangsa yang doyan membunuh bayi perempuannya, maka Zaid bin Amr merupakan seorang yang membiarkan bayi perempuannya tetap hidup. Dan apabila ada orang yang ingin membunuh bayi perempuannya, maka ia berkata kepadanya : janganlah engkau bunuh ia, berikan saja kepadaku, aku akan mengasuhnya. Dan apabila anak perempuan tersebut telah dewasa, maka ia berkata : kalau engkau mau, ambillah ia. Dan apabila engkau mau, biarkan dia.
Dikisahkan dari Muhammad bin Ishaq bahwa sekelompok kaum Quraisy yaitu : Zaid bin Amr, Waraqah bin Naufal, Utsman bin Khuwairits dan Abdullah bin Jahsy menemui kaum Quraisy pada Berhala mereka, dan mereka sedang menyembelih sembelihan mereka untuk merayakan salah satu dari hari raya mereka. Setelah semuanya berkumpul, keempat orang tersebut menyendiri dan berkata : salinglah percaya dan hendaknya satu sama lain saling menyembunyikan rahasia. Salah seorang di antara mereka berkata : sungguh kalian benar – benar telah mengetahui, demi Allah tidaklah kaum kalian itu mendapatkan sesuatu apapun. Mereka telah menyalahi agama Ibrahim dan menyeleweng darinya. Tidak mungkin berhala itu disembah, padahal ia tidak bisa memberikan bahaya ataupun manfaat. Maka carilah agama yang paling benar menurut kalian!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar
Posting Komentar