حَدَّثَنَا الْحُمَيْدِيُّ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ أَبِي عَائِشَةَ وَكَانَ ثِقَةً عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا نَزَلَ عَلَيْهِ الْوَحْيُ حَرَّكَ بِهِ لِسَانَهُ وَوَصَفَ سُفْيَانُ يُرِيدُ أَنْ يَحْفَظَهُ فَأَنْزَلَ اللَّهُ { لَا تُحَرِّكْ بِهِ لِسَانَكَ لِتَعْجَلَ بِهِ }
45.433/4546. Telah menceritakan kepada kami Al Humaidi Telah menceritakan kepada kami Sufyan Telah menceritakan kepada kami Musa bin Abu Aisyah -ia adalah seorang yang Tsiqqah- dari Sa'id bin Jubair dari Ibnu Abbas radliallahu 'anhuma ia berkata; Apabila turun wahyu, biasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menggerak-gerakkan lisannya. Sufyan menafsirkannya; Bahwa maksud beliau menggerak-gerakkan bibirnya adalah untuk menghafalnya. Maka Allah menurunkan firman-Nya, LAA TUHARRIK BIHI LISAANAKA LITA'JALA BIHI (Janganlah kamu menggerak-gerakkkan lisanmu untuk segera menyudahinya).
(HR Bukhari: 4546)
Tidak ada komentar
Posting Komentar