حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ الْمُنْذِرِ قَالَ حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ فُلَيْحٍ قَالَ حَدَّثَنِي أَبِي عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْحَارِثِ عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّهُ سَأَلَهُ عَنْ الْوُضُوءِ مِمَّا مَسَّتْ النَّارُ فَقَالَ لَا قَدْ كُنَّا زَمَانَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا نَجِدُ مِثْلَ ذَلِكَ مِنْ الطَّعَامِ إِلَّا قَلِيلًا فَإِذَا نَحْنُ وَجَدْنَاهُ لَمْ يَكُنْ لَنَا مَنَادِيلُ إِلَّا أَكُفَّنَا وَسَوَاعِدَنَا وَأَقْدَامَنَا ثُمَّ نُصَلِّي وَلَا نَتَوَضَّأُ
50.83/5036. Telah menceritakan kepada kami Ibrahim Ibnul Mundzir berkata; telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Fulaih berkata; telah menceritakan kepadaku Bapakku dari Sa'id Ibnul Harits dari Jabir bin Abdullah radliallahu 'anhuma, Bahwasanya ia bertanya kepadanya tentang wudlu karena memakan sesuatu yang terkena api (dibakar). Ia menjawab, Tidak. Pada masa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kami tidak menemui makanan seperti itu kecuali sedikit. Jika kami mendapatkannya (makan) dan tidak memiliki sapu tangan untuk mengelap telapak tangan, betis dan telapak kaki, maka kami shalat dan tidak berwudlu lagi.
(HR Bukhari: 5036)
Tidak ada komentar
Posting Komentar