بِّسْمِ اللَّـهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيمِ
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الحمد لله ربِّ العالمين
والصَّلاةُ والسَّلامُ عَلى حَبِيبِنا و شَفِيْعِنا مُحمَّدٍ وعلى آله وصحبه أجمعين
سُبْحَانَكَ لَا عِلْمَ لَنَا إِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا ۖ إِنَّكَ أَنتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ
قال الله تعالى في كتابه الكريم
قال الله تعالى في كتابه الكريم
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۖ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
Hadirin yang di mulyakan Allah...
Puji serta syukur sama-sama kita panjatkan kepada Allah SWT, yang senantiasa memberikan berbagai kenikmatan yang begitu banyak, kenikmatan yang terus-terus taiada putus kepada kita semua dan kepada semua makhluknya.
Salah satu paling utama bagi kita adalah nikmat Iman, karena iman merupakan hidayah Allah yang hanya di berikan kepada sebagian orang, dan tidak di berikan kepada semua orang.
فَهَدَى اللَّـهُ الَّذِينَ آمَنُوا لِمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِهِ
Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus. (QS.2:213)
Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya.
وَاللَّـهُ يَهْدِي مَن يَشَاءُ إِلَىٰ صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍOrang yang beriman sudah pasti Islam, sedangkan orang yang mengaku Islam belum tentu beriman, maka karena iman ini pulalah sehingga pada saat ini kita diberikan kemampuan untuk melangkahkan kaki dari rumahnya masing-masing ke tempat ini, dan berkumpul disini untuk sama-sama mencari ridha Allah dengan cara berdzikir bersama, bersilaturrahim, dan thalabul 'ilmi.
Semoga Allah melimpahkan rahmat serta karunianya ke tempat ini, sehingga tidak seorangpun yang nanti keluar dari majlis ini kecuali Allah sudah ampunkan segala dosa dan kesalahannya, Allah kabulkan semua doa dan hajat kita, Allah keluarkan kita dari kesusahan dan kesulitan, dan Allah jadikan kita semua termasuk ke dalam golongannya orang-orang yang bertakwa.
Aamiin... Aamiin.. Ya Rabbal Alamiin...
Shalawat serta salam semoga senantiasa dilimpah curahkan kepada junjungan kita semua Habibana waNabiyyana Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam. Juga kepada keluarganya, kepada para sahabatnya, serta kepada seluruh pengikutnya hingga akhit zaman.
Aamiin... Aamiin.. Ya Rabbal Alamiin...
Hadirin yang di mulyakan Allah...
Berbicara masalah kematian, Allah SWT berfirman di dalam Al-Qur'an
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ
Maka dari itu kita harus selalu sadar serta mawas diri karena kematian itu datangnya tidak akan menunggu kita siap, tidak akan menunggu kita bertaubat, dan tidak akan menunggu kita taat, jika datang waktunya kematian maka tidak bisa di tunda sesaatpun.
Hadirin yang di mulyakan Allah...
Coba saya disini ingin bertanya. Apakah ada diantara kita yang mengetahui kapan akan mati?...
Jawabannya pasti tidak ada seorangpun yang tahu kapan kita akan mati, karena itu adalah rahasia Allah.
Mungkin diantara kita ada yang pernah mengalami, ngobrol berbincang-bincang pada suatu hari bersama seorang teman dalam keadaan bugar, namun keesokan harinya teman tersebut di kabarkan meninggal.
Adakah disini yang pernah mengalaminya?... Pasti ada.
Hal ini kadang membuat kita kaget dan tidak menyangka padahal teman tersebut dalam keadaan sehat.
Dan kita tidak membaca tanda-tanda kematian yang akan mendatangi teman tersebut, dan teman kita itupun tidak memberi tahu bahwa dia akan mati.
Itu artinya kematian itu akan mendatangi kita dengan tiba-tiba tanpa memberi tahu kapan waktunya.
Meskipun memang ada keterangan yang menyebutkan bahwa orang yang akan mati itu di berikan firasat 40 hari sebelumnya, kemudian seminggu sebelumnya, dan kemudian sehari sebelumnya. Namun firasat itu datangnya tidak jelas dan tidak spesifik, sehingga orang tersebut tidak tahu dengan pasti.
Seandainya firasat itu datang secara jelas, tentu setiap orang akan rajin beribadah dan berbuat kebaikan sebelum kedatangannya.
Atau mungkin orang tersebut akan bilang kepada orang terdekatnya bahwa dia akan mati.
Contoh:
Seandainya saya tahu bahwa besok saya akan mati tentu saya mendatangi pak RW dan bilang: "Pak RW, besok saya akan mati"
Pak RW. "Ooh gitu? Ya udah moga selamat di alam kubur ya..."
Naah... Pernahkah disini ada orang yang bicara seperti itu sebelum mati?
Jawabannya pasti tidak.
Itu artinya setiap orang yang akan mati tidak tahu kapan dia akan mati.
Dan seandainya ada, mungkin saya akan titip pesan ke pak RW sebelum kematian.
Saya. "Pak RW, ini uang 500,000 untuk membeli tanah pekuburan. Tolong kuburkan saya di bukit sebelah utara.."
mungkin pak RW akan menjawab: "Ooh tanah yang sebelah utara itu mah harganya 1jt per kavlingnya..."
Saya jawab lagi: "Kalo gitu beli setengah aja deh, saya ada uangnya segitu, agak seret dikit juga gak apa-apa"
Mungkin pak RW akan tanya lagi: "Kalo kakinya nongol gimana?..."
Hahahaaa... Itu hanya sedikit humor...
Hadirin yang di mulyakan Allah...
Saya ingin bertanya lagi. Adakah diantara kita yang sudah siap menghadapi kematian?...
Jawabannya pasti semua belum siap, kecuali saya...
Kalau saya InsyaAllah selalu siap setelah bapak-bapak duluan, baru saya menyusul...
Atau mau sebaliknya juga boleh, misalnya saya menyusul dan bapak-bapak duluan...
Jika kita ditanya apakah sudah siap mati?, tentu kita semua belum siap.
Di benak kita terbayang jika kita mati hari ini, mungkin hari esok itu saya akan di usung di atas keranda, dibawa ke pekuburan yang lokasinya jauh dari rumah, jauh dari penduduk. Lokasinya sepi dan gelap jarang ada orang yang berani lewat, saya sendiri disana jangankan untuk diam di dalam tanah, bahkan duduk sendiri di atasnyapun saya tidak berani.
Tapi kalau saya mati, mau tidak mau saya tetap akan dipaksa di bawa ke pekuburan itu, dan setelah sampai kemudian badan saya dimasukkan ke dalam liang lahat.
Setelah itu badan saya di timbun pakai tanah dan perlahan-lahan di dalam galian tanah itu mulai gelap, hingga akhirnya menjadi pekat.
Saya menunggu saat-saat akan datangnya dua Malaikat dengan ketakutan yang sangat.
Malaikat itu akan memberikan beberapa pertanyaan yang saya tidak tahu apakah saya bisa menjawabnya ataukah tidak?
Sementara orang-orang yang mengantarkan jenazah saya sudah mulai pulang, bahkan keluarga kita dan orang-orang yang kita cintai juga sama-sama ikut pulang bersama para pengantar, anak-anak kita, istri atau suami kita, saudara-saudara kita tak seorangpun dari mereka yang mau menemani kita beberapa saat saja.
Membayangkan saja untuk menghadapi kematian itu kita belum siap?.
Kita merasa belum cukup bekal untuk mati, merasa belum cukup beribadah, merasa masih banyak dosa, merasa belum bertaubat secara sungguh-sungguh.
Padahal kita tidak pernah meninggalkan shalat, padahal kita selalu berpuaa, padahal kita selalu berinfak, bersedekah, mendatangi Masjid, mendatangi majlis ilmu, mendatangi Majlis dzikir. tapi semua itu kita merasa masih kurang sehingga kita masih takut untuk di datangi kematian.
Betul tidak?...
Lalu bagaimana jika kita tidak pernah shalat? tidak pernah berpuasa? Tidak pernah berzakat, Tidak pernah berinfak, maupun bersedekah, setiap hari melakukan dosa, berbohong, menggunjing, menggibah, dan berbagai kemaksiatan lainnya.
Demi Allah itu akan lebih menakutkan lagi buat kita.
Tapi kenapa kita masih lalai, seakan-akan antara kita dan kematian itu ada jarak yang sangat jauuuh, padahal cepat atau lambat kita akan sampai pada waktunya.
Sekarang saya ingin bertanya lagi khusus kepada bapak-bapak. "Mending minta ijin, mending sembunyi-sembunyi?" Heheee, dua-duanya berat ya...
Ya sudah, saya himbau kepada bapak-bapak, cukup satu saja maka hidup akan tenang dan damai...
Satu ayat lagi Allah memperingatkan kepada kita
وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.
وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu.
فَمَن زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ
Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung.
Ayat ini merupakan peringatan bagi kita bahwa kematian itu merupakan suatu ketetapan Allah yang pasti datang kepada setiap manusia termasuk kita semua.
Dan mati itu tidak pilih-pilih, tidak memilih orang kaya, dan tidak pula orang miskin. Tidak memilih rakyat dan tidak pula memilih pejabat. Tidak memilih orang lemah tidak pula memilih orang yang kuat, tidak memilih orang yang sakit tidak pula memilih orang yang sehat, semuanya pasti akan di datangi kematian. tidak memilih orang yang sudah tua, tidak juga memilih orang yang masih muda.
Dan mati itu tidak pilih-pilih, tidak memilih orang kaya, dan tidak pula orang miskin. Tidak memilih rakyat dan tidak pula memilih pejabat. Tidak memilih orang lemah tidak pula memilih orang yang kuat, tidak memilih orang yang sakit tidak pula memilih orang yang sehat, semuanya pasti akan di datangi kematian. tidak memilih orang yang sudah tua, tidak juga memilih orang yang masih muda.
Maka dari itu kita harus selalu sadar serta mawas diri karena kematian itu datangnya tidak akan menunggu kita siap, tidak akan menunggu kita bertaubat, dan tidak akan menunggu kita taat, jika datang waktunya kematian maka tidak bisa di tunda sesaatpun.
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ
Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu;
فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ
maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya.
(QS Al-A’raf Ayat 34)
Dan yang tak kalah pentingnya kita juga harus selalu sadar adalah bahwa kematian itu tidak akan memberi tahu kapan datangnya, dimana kejadiannya, dan dalam keadaan bagaimana?
(QS Luqman Ayat 34)
Dan yang tak kalah pentingnya kita juga harus selalu sadar adalah bahwa kematian itu tidak akan memberi tahu kapan datangnya, dimana kejadiannya, dan dalam keadaan bagaimana?
وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ
Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati.(QS Luqman Ayat 34)
Hadirin yang di mulyakan Allah...
Coba saya disini ingin bertanya. Apakah ada diantara kita yang mengetahui kapan akan mati?...
Jawabannya pasti tidak ada seorangpun yang tahu kapan kita akan mati, karena itu adalah rahasia Allah.
Mungkin diantara kita ada yang pernah mengalami, ngobrol berbincang-bincang pada suatu hari bersama seorang teman dalam keadaan bugar, namun keesokan harinya teman tersebut di kabarkan meninggal.
Adakah disini yang pernah mengalaminya?... Pasti ada.
Hal ini kadang membuat kita kaget dan tidak menyangka padahal teman tersebut dalam keadaan sehat.
Dan kita tidak membaca tanda-tanda kematian yang akan mendatangi teman tersebut, dan teman kita itupun tidak memberi tahu bahwa dia akan mati.
Itu artinya kematian itu akan mendatangi kita dengan tiba-tiba tanpa memberi tahu kapan waktunya.
Meskipun memang ada keterangan yang menyebutkan bahwa orang yang akan mati itu di berikan firasat 40 hari sebelumnya, kemudian seminggu sebelumnya, dan kemudian sehari sebelumnya. Namun firasat itu datangnya tidak jelas dan tidak spesifik, sehingga orang tersebut tidak tahu dengan pasti.
Seandainya firasat itu datang secara jelas, tentu setiap orang akan rajin beribadah dan berbuat kebaikan sebelum kedatangannya.
Atau mungkin orang tersebut akan bilang kepada orang terdekatnya bahwa dia akan mati.
Contoh:
Seandainya saya tahu bahwa besok saya akan mati tentu saya mendatangi pak RW dan bilang: "Pak RW, besok saya akan mati"
Pak RW. "Ooh gitu? Ya udah moga selamat di alam kubur ya..."
Naah... Pernahkah disini ada orang yang bicara seperti itu sebelum mati?
Jawabannya pasti tidak.
Itu artinya setiap orang yang akan mati tidak tahu kapan dia akan mati.
Dan seandainya ada, mungkin saya akan titip pesan ke pak RW sebelum kematian.
Saya. "Pak RW, ini uang 500,000 untuk membeli tanah pekuburan. Tolong kuburkan saya di bukit sebelah utara.."
mungkin pak RW akan menjawab: "Ooh tanah yang sebelah utara itu mah harganya 1jt per kavlingnya..."
Saya jawab lagi: "Kalo gitu beli setengah aja deh, saya ada uangnya segitu, agak seret dikit juga gak apa-apa"
Mungkin pak RW akan tanya lagi: "Kalo kakinya nongol gimana?..."
Hahahaaa... Itu hanya sedikit humor...
Hadirin yang di mulyakan Allah...
Saya ingin bertanya lagi. Adakah diantara kita yang sudah siap menghadapi kematian?...
Jawabannya pasti semua belum siap, kecuali saya...
Kalau saya InsyaAllah selalu siap setelah bapak-bapak duluan, baru saya menyusul...
Atau mau sebaliknya juga boleh, misalnya saya menyusul dan bapak-bapak duluan...
Jika kita ditanya apakah sudah siap mati?, tentu kita semua belum siap.
Di benak kita terbayang jika kita mati hari ini, mungkin hari esok itu saya akan di usung di atas keranda, dibawa ke pekuburan yang lokasinya jauh dari rumah, jauh dari penduduk. Lokasinya sepi dan gelap jarang ada orang yang berani lewat, saya sendiri disana jangankan untuk diam di dalam tanah, bahkan duduk sendiri di atasnyapun saya tidak berani.
Tapi kalau saya mati, mau tidak mau saya tetap akan dipaksa di bawa ke pekuburan itu, dan setelah sampai kemudian badan saya dimasukkan ke dalam liang lahat.
Setelah itu badan saya di timbun pakai tanah dan perlahan-lahan di dalam galian tanah itu mulai gelap, hingga akhirnya menjadi pekat.
Saya menunggu saat-saat akan datangnya dua Malaikat dengan ketakutan yang sangat.
Malaikat itu akan memberikan beberapa pertanyaan yang saya tidak tahu apakah saya bisa menjawabnya ataukah tidak?
Sementara orang-orang yang mengantarkan jenazah saya sudah mulai pulang, bahkan keluarga kita dan orang-orang yang kita cintai juga sama-sama ikut pulang bersama para pengantar, anak-anak kita, istri atau suami kita, saudara-saudara kita tak seorangpun dari mereka yang mau menemani kita beberapa saat saja.
Membayangkan saja untuk menghadapi kematian itu kita belum siap?.
Kita merasa belum cukup bekal untuk mati, merasa belum cukup beribadah, merasa masih banyak dosa, merasa belum bertaubat secara sungguh-sungguh.
Padahal kita tidak pernah meninggalkan shalat, padahal kita selalu berpuaa, padahal kita selalu berinfak, bersedekah, mendatangi Masjid, mendatangi majlis ilmu, mendatangi Majlis dzikir. tapi semua itu kita merasa masih kurang sehingga kita masih takut untuk di datangi kematian.
Betul tidak?...
Lalu bagaimana jika kita tidak pernah shalat? tidak pernah berpuasa? Tidak pernah berzakat, Tidak pernah berinfak, maupun bersedekah, setiap hari melakukan dosa, berbohong, menggunjing, menggibah, dan berbagai kemaksiatan lainnya.
Demi Allah itu akan lebih menakutkan lagi buat kita.
Tapi kenapa kita masih lalai, seakan-akan antara kita dan kematian itu ada jarak yang sangat jauuuh, padahal cepat atau lambat kita akan sampai pada waktunya.
Hadirin yang di mulyakan Allah...
Makanya Rasulullah pernah memperingatkan kepada kita dengan kalimat:
"Perbanyaklah kalian mengingat kematian!" "Perbanyaklah kalian mengingat kematian!" "Perbanyaklah kalian mengingat kematian!"...
Dan ternyata dengan memperbanyak ingat mati akan menjadikan diri kita lebih takut kepada Allah, lebih khusyu dalam beribadah, lebih ikhlas, dan lebih tawadlu.
Karena senikmat-nikmatnya ibadah adalah ketika kita merasa sangat dekat dengan kematian.
Hadirin yang di mulyakan Allah...
Kematian adalah saat-saat yang pasti akan kita tuju di dalam hidup. Cepat atau lambat kita akan sampai pada waktunya, jadi kita hidup di dunia ini adalah menunggu mati, tidak ada yang lain...
Agar kita tidak bosan menunggu mati, maka Allah memberikan hiburan kepada kita.
Istri hiburan, suami hiburan
Diberikan mainan sama Allah. Anak-anak mainan, harta mainan, rumah, kendaraan, sawah, semuanya adalah mainan, pangkat dan jabatan mainan. itu semua adalah mainan yang di titipka oleh Allah kepada kita.
Namun pada dasarnya manusia itu memiliki sifat tamak dan rakus, sehingga menganggap bahwa semua yang Allah titipkan kepada kita itu adalah mutlak milik kita, maka ketika Allah mengambil salah salah satu yang di berikan-Nya kepada kita maka kitapun merasa sedih, marah, dan benci sama Allah.
Suami meninggal sedih, istri meninggal sedih, anak meninggal sedih. usaha bangkrut marah, kendaraan hilang marah. Suami berpoligami marah dan protes sama Allah, Ya Allah kenapa engkau tidak adil?
Padahal kita tidak pernah memperlakukan Allah dengan adil.
Coba saya ingin bertanya lagi khusus kepada ibu-ibu. "Mending suami mati, mending berpoligami?"
Heheee... Pasti dua-duanya gak mau, padahal salah satunya pasti akan terjadi.
Hadirin yang di mulyakan Allah...
Kematian adalah saat-saat yang pasti akan kita tuju di dalam hidup. Cepat atau lambat kita akan sampai pada waktunya, jadi kita hidup di dunia ini adalah menunggu mati, tidak ada yang lain...
Agar kita tidak bosan menunggu mati, maka Allah memberikan hiburan kepada kita.
Istri hiburan, suami hiburan
Diberikan mainan sama Allah. Anak-anak mainan, harta mainan, rumah, kendaraan, sawah, semuanya adalah mainan, pangkat dan jabatan mainan. itu semua adalah mainan yang di titipka oleh Allah kepada kita.
Namun pada dasarnya manusia itu memiliki sifat tamak dan rakus, sehingga menganggap bahwa semua yang Allah titipkan kepada kita itu adalah mutlak milik kita, maka ketika Allah mengambil salah salah satu yang di berikan-Nya kepada kita maka kitapun merasa sedih, marah, dan benci sama Allah.
Suami meninggal sedih, istri meninggal sedih, anak meninggal sedih. usaha bangkrut marah, kendaraan hilang marah. Suami berpoligami marah dan protes sama Allah, Ya Allah kenapa engkau tidak adil?
Padahal kita tidak pernah memperlakukan Allah dengan adil.
Coba saya ingin bertanya lagi khusus kepada ibu-ibu. "Mending suami mati, mending berpoligami?"
Heheee... Pasti dua-duanya gak mau, padahal salah satunya pasti akan terjadi.
Sekarang saya ingin bertanya lagi khusus kepada bapak-bapak. "Mending minta ijin, mending sembunyi-sembunyi?" Heheee, dua-duanya berat ya...
Ya sudah, saya himbau kepada bapak-bapak, cukup satu saja maka hidup akan tenang dan damai...
Satu ayat lagi Allah memperingatkan kepada kita
(QSAli 'Imran Ayat 185)
Janganlah sampai kita tertipu dengan kesenangan dunia sehingga melupakan akhirat. Dunia ini fana dan semua yang kita miliki pasti akan kita tinggalkan.
Dan jangan juga setelah ini jadi lemah dalam bekerja.
Ibu. "Papa udah siang berangkat kerja"
Bapak. "Biarin aja mah, besok juga akan mati".
Janganlah begitu... Tetap semangat dalam mencari dunia sebagai ladang ibadah
Mudah-mudahan Allah senantiasa membimbing kita untuk selalu berjalan diatas kebaikan dan hidayah-Nya.
Aamiin...
https://www.dbastian.com/
https://www.facebook.com/dbastian75
https://www.instagram.com/d_bastian75/
https://www.linkedin.com/in/dbastians/
https://twitter.com/d_bastian75
Tidak ada komentar
Posting Komentar