Tampilkan postingan dengan label Surat Al-Bayyinah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Surat Al-Bayyinah. Tampilkan semua postingan

98. AL-BAYYINAH ( 8 )

تَفْسِيرُ سُورَةِ لَمْ يَكُنْ
(Bukti yang Nyata)
Makkiyah, 8 ayat Turun sesudah Surat At-Talaq
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا عَفَّانُ، حَدَّثَنَا حَمَّادُ -وَهُوَ ابْنُ سَلَمَةَ-أَخْبَرَنَا عَلِيٌّ -هُوَ ابْنُ زَيْدٍ-عَنْ عَمَّارِ بْنِ أَبِي عَمَّارٍ قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا حَيَّة الْبَدْرِيَّ -وَهُوَ: مَالِكُ بْنُ عَمْرِو بْنِ ثَابِتٍ الْأَنْصَارِيُّ-قَالَ: لَمَّا نَزَلَتْ: " لَمْ يَكُنِ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ " إِلَى آخِرِهَا، قَالَ جِبْرِيلُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّ رَبَّكَ يَأْمُرُكَ أَنْ تُقْرِئَهَا أُبَيًا. فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِأَبِي: "إِنَّ جِبْرِيلَ أَمَرَنِي أَنْ أُقْرِئَكَ هَذِهِ السُّورَةَ". قَالَ أُبَيٌّ: وَقَدْ ذُكِرْتُ ثَمَّ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: "نَعَمْ". قَالَ: فَبَكَى أُبَيٌّ
Imam Ahmad mengatakan. telah menceritakan kepada kami Affan, telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Salamah, telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Zaid, dari Ammar ibnu Abu Ammar yang mengatakan bahwa aku pernah mendengar Abu Habbah Al-Badri alias Malik ibnu Amr ibnu Sabit Al-Ansari mengatakan bahwa ketika diturunkan firman-Nya: Orang-orang kafir yakni Ahli Kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya). (Al-Bayyinah: 1), sampai akhir surat. Maka Jibril berkata, "Hai Rasulullah, sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan kepadamu agar kamu membacakan surat ini kepada Ubay." Maka Nabi Saw. bersabda: Sesungguhnya Jibril telah memerintahkan kepadaku untuk membacakan surat ini kepadamu. Ubay bertanya, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku disebut dalam surat itu." Rasulullah Saw. menjawab, "Ya." Maka Ubay menangis.
Hadis Lain. 
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، سَمِعْتُ قَتَادَةَ يُحَدِّثُ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِأُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ: "إِنَّ اللَّهَ أَمَرَنِي أَنْ أَقْرَأَ عَلَيْكَ: " لَمْ يَكُنِ الَّذِينَ كَفَرُوا " قَالَ: وَسَمَّانِي لَكَ؟ قَالَ: "نَعَمْ". فَبَكَى.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepadaku Muhammad ibnu Ja'far, telah menceritakan kepada kami Syu'bah, bahwa ia pernah mendengar Qatadah menceritakan hadis berikut dari Anas ibnu Malik yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda kepada Ubay ibnu Ka'b: Sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepadaku untuk membacakan kepadamu firman Allah Swt., "Orang-orang kafir yakni Ahli Kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan.” (Al-Bayyinah: 1), sampai akhir surat. Ubay bertanya, "Apakah Allah menyebut namaku kepada engkau?" Nabi Saw. menjawab, "Ya." Maka menangislah Ubay.
Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Turmuzi, dan Imam Nasai meriwayatkannya melalui Syu'bah dengan sanad yang sama.
Hadis lain. 
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا مُؤَمِّل، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، حَدَّثَنَا أَسْلَمُ الْمُنْقِرِيُّ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أبْزَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ قَالَ: قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إِنِّي أُمِرْتُ أَنْ أَقْرَأَ عَلَيْكَ سُورَةَ كَذَا وَكَذَا". قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَقَدْ ذُكرتُ هُنَاكَ؟ قَالَ: "نَعَمْ". فَقُلْتُ لَهُ: يَا أَبَا الْمُنْذِرِ، فَفَرحت بِذَلِكَ. قَالَ: وَمَا يَمْنَعُنِي وَاللَّهُ يَقُولُ: " قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ " [يُونُسَ: 58] . قَالَ مُؤَمَّلٌ: قُلْتُ لِسُفْيَانَ: الْقِرَاءَةُ فِي الْحَدِيثِ؟ قَالَ: نَعَمْ.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Mu'ammal, telah menceritakan kepada kami Sufyan, telah menceritakan kepada kami Sufyan, telah menceritakan kepada kami Aslam Al-Minqari, dari Abdullah ibnu Abdur Rahman ibnu Abza, dari ayahnya, dari Ubay ibnu Ka'b yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda kepadaku: Sesungguhnya aku telah diperintahkan untuk membacakan kepadamu surat anu dan surat anu. Aku (Ubay) bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah namaku disebutkan di situ?" Rasulullah Saw. menjawab, "Ya." Abdur Rahman ibnu Abza bertanya kepada Ubay ibnu Ka'b, "Hai Abul Munzir, tentunya engkau gembira dengan berita itu?" Ubay ibnu Ka'b menjawab, bahwa mengapa ia tidak bergembira, sedangkan Allah Swt. telah berfirman: Katakanlah, "Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan.” (Yunus: 58) Mu’ammal bertanya kepada Sufyan, "Apakah qiraat hanya terdapat di dalam hadis?" Sufyan menjawab, "Ya."
Imam Ahmad meriwayatkannya secara. munfarid melalui jalur ini.
Jalur lain. 
قَالَ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ وَحَجَّاجٌ قَالَا حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنْ عَاصِمِ بْنِ بَهْدَلة، عَنْ زِرِّ بْنِ حُبَيْشٍ، عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ قَالَ: إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِي: "إِنَّ اللَّهَ أَمَرَنِي أَنْ أَقْرَأَ عَلَيْكَ الْقُرْآنَ". قَالَ: فَقَرَأَ: " لَمْ يَكُنِ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ " قَالَ: فَقَرَأَ فِيهَا: وَلَوْ أَنَّ ابْنَ آدَمَ سَأَلَ وَادِيًا مِنْ مَالٍ، فَأُعْطِيَهُ لَسَأَلَ ثَانِيًا، وَلَوْ سَأَلَ ثَانِيًا فَأُعْطِيَهُ لَسَأَلَ ثَالِثًا، وَلَا يَمْلَأُ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلَّا التُّرَابُ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ. وَإِنَّ ذَلِكَ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْحَنِيفِيَّةُ، غَيْرُ الْمُشْرِكَةِ وَلَا الْيَهُودِيَّةِ وَلَا النَّصْرَانِيَّةِ، وَمَنْ يَفْعَلُ خَيْرًا فَلَنْ يكفره.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ja'far dan Hajjaj, keduanya mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Syu’bah, dari Asim ibnu Bahdalah, dari Zur ibnu Hubaisy, dari Ubay ibnu Ka’b, bahwa sesungguhnya Rasulullah Saw. pernah bersabda kepadanya: Sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepadaku untuk membacakan Al-Qur’an kepadamu. Ubay ibnu Ka'b melanjutkan, bahwa lalu Rasulullah Saw. membacakan firman Allah Swt.: Tiadalah orang-orang kafir dari Ahli Kitab. (Al-Bayyinah: 1) Ubay ibnu Ka'b mengatakan bahwa lalu beliau Saw. membacakannya sampai selesai, dan qiraat itu dilanjutkan dengan hadis qudsi yang menyebutkan seperti berikut: Seandainya anak Adam meminta harta sepenuh lembah, lalu Aku memberinya, tentulah ia minta lembah yang kedua. Dan seandainya dia meminta lembah yang kedua dan Aku memberinya, niscaya ia meminta lembah yang ketiga. Dan tiada yang dapat memenuhi perut anak Adam selain tanah. Dan Allah menerima tobat orang yang bertobat kepada-Nya. Dan sesungguhnya wanita yang beragama yang hanif menurut penilaian Allah ialah wanita yang bukan musyrik, dan bukan Yahudi serta bukan pula Nasrani. Dan barang siapay ang melakukan suatu kebaikan, maka Dia tidak akan mengingkari (kebaikanya)
Imam Turmuzi meriwayatkannya melalui hadis Abu Daud At-Tayalisi, dari Syu'bah dengan sanad yang sama dan ia mengatakan bahwa hadis ini hasan sahih.
Jalur lain. 
قَالَ الْحَافِظُ أَبُو الْقَاسِمِ الطَّبَرَانِيُّ: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ خُلَيْدٍ الْحَلَبِيُّ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عِيسَى الطَّبَّاعُ، حَدَّثَنَا مُعَاذُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ مُعَاذِ بْنِ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ، عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "يَا أَبَا الْمُنْذِرِ، إِنِّي أُمِرْتُ أَنْ أَعْرِضَ عَلَيْكَ الْقُرْآنَ". قَالَ: بِاللَّهِ آمَنْتُ، وَعَلَى يَدِكَ أَسْلَمْتُ، وَمِنْكَ تَعَلَّمْتُ. قَالَ: فَرَدَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْقَوْلَ. [قَالَ] فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَذُكِرْتُ هُنَاكَ؟ قَالَ: "نَعَمْ، بِاسْمِكَ وَنَسَبِكَ فِي الْمَلَأِ الْأَعْلَى". قَالَ: فَاقْرَأْ إِذًا يَا رَسُولَ اللَّهِ
Al-Hafiz Abul Qasim At-Tabrani mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Khulaid Al-Halabi, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Isa At-Tabba', telah menceritakan kepada kami Mu'az ibnu Muhammad ibnu Mu'az ibnu Ubay ibnu Ka'b, dari ayahnya, dari kakeknya yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. bersabda kepadanya: Hai Abul Munzir, sesungguhnya aku diperintahkan untuk membacakan Al-Qur’an kepadamu. Ubay ibnu Ka'b berkata, "Hanya kepada Allahlah aku beriman dan di tanganmulah aku masuk Islam dan dari engkaulah aku belajar." Ubay ibnu Ka'b melanjutkan, bahwa lalu Nabi Saw. mengulangi sabdanya, dan Ubay bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah namaku disebut di situ?" Rasulullah Saw. menjawab: Benar, namamu dan nama nasabmu disebutkan di Mala'ul A'la. Ubay berkata, "Kalau begitu, bacakanlah wahai Rasulullah."
Hadis ini bila ditinjau dari segi jalurnya berpredikat garib. Dan yang telah terbukti kesahihannya adalah seperti yang disebutkan sebelumnya, bahwa sesungguhnya Nabi Saw. membacakan surat ini kepada Ubay hanyalah untuk mengukuhkan terhadapnya dan menambah keimanannya, seperti yang disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Imam Nasai melalui jalur Anas, dari Ubay. Juga Imam Ahmad dan Abu Daud telah meriwayatkannya melalui hadis Sulaiman ibnu Sard, dari Ubay. Imam Ahmad telah meriwayatkannya pula dari Affan, dari Hammad, dari Humaid, dari Anas, dari Ubadah ibnus Samit, dari Ubay.
Imam Ahmad, Imam Muslim, Imam Abu Daud, dan Imam Nasai telah meriwayatkan dari Ismail ibnu Abu Khalid, dari Abdullah ibnu Isa, dari Abdur Rahman ibnu Abu Laila, dari Ubay ibnu Ka'b. Disebutkan bahwa Ubay pernah memprotes seseorang (yakni Abdullah ibnu Mas'ud) karena ia mendengarnya membaca sesuatu dari Al-Qur'an tidak sesuai dengan apa yang ia terima dari Rasulullah Saw. Lalu Ubay melaporkannya kepada Nabi Saw., maka Nabi Saw. memerintahkan kepada masing-masing dari keduanya untuk membacakan Al-Qur'an sesuai dengan qiraat masing-masing. Tetapi Rasulullah Saw. terhadap masing-masing dari keduanya hanya bersabda: Engkau benar.
Ubay melanjutkan, bahwa lalu dirinya dicekam oleh rasa ragu yang belum pernah dirasakannya, sekalipun di masa ketika ia masih Jahiliah. Maka Rasulullah Saw. menepuk dadanya, dan Ubay menceritakan bahwa setelah itu tubuhnya bersimbah keringat karena ketakutan seakan-akan ia melihat kepada Allah. Lalu Rasulullah Saw. memberitahukan kepadanya bahwa Jibril telah datang kepadanya dan berkata, "Sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepadamu untuk membacakan Al-Qur'an kepada umatmu dengan satu dialek."
Maka aku berkata, "Aku memohon maaf dan ampunan dari Allah." Jibril berkata kepadaku, "Dua huruf (dialek)," dan ia terus berbicara kepadaku hingga ia mengatakan, "Sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepadamu untuk membacakan Al-Qur'an kepada umatmu dengan tujuh dialek."
Kami telah mengetengahkan hadis ini berikut semua jalur dan lafaznya dalam permulaan kitab tafsir ini. yang antara lain disebutkan padanya firman Allah Swt.: (yaitu) seorang rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran yang disucikan (Al-Qur'an), di dalamnya terdapat (isi) kitab-kitab yang lurus. (Al-Bayyinah: 2-3)
Rasulullah Saw. membacakannya kepada Ubay dengan bacaan penyampaian, pengukuhan, dan peringatan; bukan bacaan mengajari dan bukan pula mengingatkan; hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
Hal ini sama kasusnya dengan apa yang dialami oleh Umar ibnul Khattab ketika hari Perjanjian Hudaibiyah, yang saat itu ia mengajukan berbagai pertanyaan kepada Rasulullah Saw. Antara lain Umar bertanya, "Bukankah engkau telah memberitahukan kepada kami bahwa kami akan datang ke Baitullah dan melakukan tawaf padanya?" Rasulullah Saw. menjawab: Benar, tetapi apakah aku memberitahukan kepadamu bahwa engkau akan datang ke Baitullah tahun ini?Umar menjawab, "Tidak."' Rasulullah Saw. bersabda: Sesungguhnya engkau akan mendatanginya dan melakukan tawaf padanya.
Ketika mereka kembali dari Hudaibiyah, Allah Swt. menurunkan kepada Rasul-Nya surat Al-Fat-h, lain beliau Saw. memanggil Umar ibnul Khattab dan membacakan kepadanya surat Al-Fath yang antara lain adalah firman-Nya: Sesungguhya Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya tentang kebenaran mimpinya dengan sebenarnya (yaitu) bahwa sesungguhnya kamu pasti akan memasuki Masjidil Haram, insya Allah dalam keadaan aman. (Al-Fat-h: 27), hingga akhir ayat.
وَرَوَى الْحَافِظُ أَبُو نُعَيم فِي كِتَابِهِ "أَسْمَاءِ الصَّحَابَةِ" مِنْ طَرِيقِ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْمَاعِيلَ الْجَعْفَرِيِّ المدني: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَلَمَةَ بْنُ أَسْلَمَ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ أَبِي حَكِيمٍ الْمَدَنِيِّ، حَدَّثَنِي فُضَيل، سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: "إِنَّ اللَّهَ لَيَسْمَعُ قِرَاءَةَ " لَمْ يَكُنِ الَّذِينَ كَفَرُوا " فَيَقُولُ: أَبْشِرْ عَبْدِي، فَوَعِزَّتِي لَأُمَكِّنَنَّهُ لَكَ فِي الْجَنَّةِ حَتَّى تَرْضَى".
Al-Hafiz Abu Na'im telah mengatakan di dalam kitabnya Asma'us Sahabah melalui jalur Muhammad ibnu Ismail Al-Ja'fari Al-Madani, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Salamah ibnu Aslam, dari Ibnu Syihab, dari Ismail ibnu Abu Hakim Al-Muzani, telah menceritakan kepadaku Fudail, bahwa iapernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda: Sesungguhnya Allah benar-benar mendengar bacaan Lam Yakunil Lazina Kafaru (surat Al-Bayyinah), Lalu Allah berfirman, "Bergembiralah, hai hamba-Ku. Demi Keagungan-Ku, Aku benar-benar akan memberikan tempat bagimu di surga sampai kamu merasa puas.”
Hadis ini garib sekali.
وَقَدْ رَوَاهُ الْحَافِظُ أَبُو مُوسَى الْمَدِينِيُّ وَابْنُ الْأَثِيرِ، مِنْ طَرِيقِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ أَبِي حَكِيمٍ، عَنْ نَظير الْمُزَنِيِّ -أَوْ: الْمَدَنِيِّ -عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إِنَّ اللَّهَ لَيَسْمَعُ قِرَاءَةَ " لَمْ يَكُنِ الَّذِينَ كَفَرُوا " وَيَقُولُ: أَبْشِرْ عَبْدِي، فَوَعِزَّتِي لَا أَنْسَاكَ عَلَى حَالٍ مِنْ أَحْوَالِ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَلَأُمَكِّنَنَّ لَكَ فِي الْجَنَّةِ حَتَّى تَرْضَى"
Al-Hafiz Abu Musa Al-Madini dan Ibnul Asir telah meriwayatkannya melalui jalur Az-Zuhri, dari Ismail ibnu Abu Kalsum, dari Matar Al-Muzani atau Al-Madani, dari Nabi Saw. yang telah bersabda: Sesungguhnya Allah mendengar bacaan Lam Yakunil Lazina Kafaru (surat Al-Bayyinah), lain Dia berfirman, "Bergembiralah, hai hamba-Ku. Maka demi Keagungan-Ku, Aku tidak akan melupakanmu dalam menghadapi keadaan-keadaan di dunia dan akhirat, dan benar-benar Aku akan memberi tempat bagimu di dalam surga hingga kamu puas.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Al-Bayyinah, ayat 1-5

لَمْ يَكُنِ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ مُنْفَكِّينَ حَتَّى تَأْتِيَهُمُ الْبَيِّنَةُ (1) رَسُولٌ مِنَ اللَّهِ يَتْلُو صُحُفًا مُطَهَّرَةً (2) فِيهَا كُتُبٌ قَيِّمَةٌ (3) وَمَا تَفَرَّقَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلَّا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَةُ (4) وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ (5)
Orang-orang kafir yakni Ahli Kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata, (yaitu) seorang rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran yang disucikan (Al-Qur'an), di dalamnya terdapat (isi) kitab-kitab yang lurus. Dan tidaklah berpecah belah orang-orang yang didatangkan Al-Kitab (kepada mereka) melainkan sesudah datang kepada mereka bukti yang nyata. Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.
Adapun yang dimaksud dengan Ahli Kitab adalah orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani, sedangkan orang-orang musyrik adalah para penyembah berhala dan api. baik dari kalangan bangsa Arab maupun bangsa ' Ajam (non-Arab). Mujahid mengatakan bahwa mereka tidak mau berhenti alias tidak mau meninggalkan agama mereka sebelum jelas bagi mereka perkara yang hak.
Hal yang sama telah dikatakan oleh Qatadah dalam firman-Nya: sebelum datang kepadamereka bukti yang nyata. (Al-Bayyinah: 1) Yaitu Al-Qur'an ini.
Untuk itu disebutkan oleh firman-Nya:
{لَمْ يَكُنِ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ مُنْفَكِّينَ حَتَّى تَأْتِيَهُمُ الْبَيِّنَةُ}
Orang-orang kafir yakni Ahli Kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka,) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata. (Al-Bayyinah: 1)
Kemudian bukti yang nyata ini ditafsirkan oleh firman selanjutnya:
{رَسُولٌ مِنَ اللَّهِ يَتْلُو صُحُفًا مُطَهَّرَةً}
(yaitu) seorang rasul dari Allah yang membacakan lembaran-lembaran yang disucikan. (Al-Bayyinah: 2)
Yakni Nabi Muhammad dan kitab yang dibacanya, yaitu Al-Qur'an yang mulia, yang telah tercatat di kalangan Mala'ul A'la di dalam lembaran-lembaran yang disucikan. Seperti yang dikatakan di dalam ayat lain melalui firman-Nya:
فِي صُحُفٍ مُكَرَّمَةٍ مَرْفُوعَةٍ مُطَهَّرَةٍ بِأَيْدِي سَفَرَةٍ كِرامٍ بَرَرَةٍ
di dalam kitab-kitab yang dimuliakan, yang ditinggikan lagi disucikan, di tangan para penulis (malaikat), yang mulia lagi berbakti. ('Abasa: 13-16)
Adapun firman Allah Swt.:
{فِيهَا كُتُبٌ قَيِّمَةٌ}
di dalamnya terdapat (isi) kitab-kitab yang lurus. (Al-Bayyinah: 3)
Ibnu Jarir mengatakan bahwa di dalam lembaran-lembaran yang disucikan itu terdapat kitab-kitab dari Allah yang berharga. adil, lagi lurus; tiada suatu kesalahan pun di dalamnya karena ia dari sisi Allah Swt.
Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: (yaitu) seorang rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran yang disucikan. (Al-Bayyinah: 2) Al-Qur'an dalam ayat ini disebutkan dengan sebutan yang terbaik dan dipuji dengan pujian yang terbaik.
Ibnu Zaid mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: di dalamnya terdapat (isi) kitab-kitab yang Iurus. (Al-Bayyinah: 3) Yakni yang Iurus lagi pertengahan.
Firman Allah Swt.:
{وَمَا تَفَرَّقَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَةُ}
Dan tidaklah berpecah belah orang-orang yang didatangkan Al-Kitab (kepada mereka) melainkan sesudah datang kepada mereka bukti yang nyata. (Al-Bayyinah: 4)
Semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
وَلا تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِنْ بَعْدِ مَا جاءَهُمُ الْبَيِّناتُ وَأُولئِكَ لَهُمْ عَذابٌ عَظِيمٌ
Dan janganlah kalian menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat. (Ali Imran: 105)
Yang dimaksud oleh ayat ialah menceritakan keadaan Ahli Kitab dari kalangan umat terdahulu. Sesudah Allah menegakkan hujah dan bukti terhadap mereka, maka mereka bercerai-berai dan berselisih mengenai takwil yang dimaksud oleh Allah di dalam kitab-kitab mereka. Dan hal ini berakibat mereka bercerai-berai dan menjadi golongan yang banyak, sebagaimana yang disebutkan di dalam sebuah hadis yang diriwayatkan melalui berbagai jalur, yaitu:
"أَنَّ الْيَهُودَ اخْتَلَفُوا عَلَى إِحْدَى وَسَبْعِينَ فِرْقَةً، وَأَنَّ النَّصَارَى اخْتَلَفُوا عَلَى اثْنَتَيْنِ وَسَبْعِينَ فِرْقَةً وَسَتَفْتَرِقُ هَذِهِ الْأُمَّةُ عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ فِرْقَةً، كُلُّهَا فِي النَّارِ إِلَّا وَاحِدَةً". قَالُوا: مَنْ هُمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: "مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِي"
Sesungguhnya orang-orang Yahudi berpecah belah menjadi tujuh puluh satu golongan, dan orang-orang Nasrani berpecah belah menjadi tujuh puluh dua golongan. Dan umat ini akan berpecah belah menjadi tujuh puluh tiga golongan, semuanya di dalam neraka kecuali satu golongan.Para sahabat bertanya, "Siapakah mereka yang satu golongan yang selamat itu, wahai Rasulullah?" Rasulullah Saw. bersabda: Yaitu golongan yang mengikuti apa yang dikerjakan olehku dan para sahabatku.
*******************
Firman Allah Swt.:
{وَمَا أُمِرُوا إِلا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ}
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama. (Al-Bayyinah: 5)
Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:
وَما أَرْسَلْنا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ
Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya, "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku.” (Al-Anbiya: 25)
Karena itulah maka disebutkan dalam firman berikutnya:
حُنَفَاءَ
Dengan lurus. (Al-Bayyinah: 5)
Yakni menyimpang dari kemusyrikan dan menuju kepada tauhid, sepetti yang disebutkan di dalam firman-Nya:
وَلَقَدْ بَعَثْنا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah tagut.” (An-Nahl: 36)
Dalam pembahasan yang lalu di tafsir surat Al-An'am telah diterangkan makna hanif ini dengan keterangan yang lengkap, hingga tidak perlu diulangi lagi dalam bab ini.
{وَيُقِيمُوا الصَّلاةَ}
dan supaya mereka mendirikan salat. (Al-Bayyinah: 5)
Salat adalah ibadah badaniyah yang paling mulia.
{وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ}
dan menunaikan zakat. (Al-Bayyinah: 5)
Yaitu memberikan santunan dan kebaikan kepada orang-orang fakir dan orang-orang yang memerlukan pertolongan.
{وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ}
dan yang demikian itulah agama yang lurus. (Al-Bayyinah: 5)
Yakni agama yang tegak lagi adil, atau maknanya umat yang lurus lagi pertengahan. Banyak dari kalangan para imam —seperti Az-Zuhri dan Asy-Syafii— yang menyimpulkan dalil dari ayat ini, bahwa amal perbuatan itu termasuk ke dalam iman. Oleh karenanya disebutkan di dalam firman-Nya:
{وَمَا أُمِرُوا إِلا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ}
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus. (Al-Bayyinah: 5)

Al-Bayyinah, ayat 6-8

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أُولَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ (6) إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ (7) جَزَاؤُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ذَلِكَ لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهُ (8)
Sesungguhnya orang-orang kafir yakni Ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahanam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. Sesugguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga 'and yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah rida terhadap mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.
Allah Swt. menceritakan akibat yang dialami oleh orang-orang durhaka dari kalangan orang-orang kafir Ahli Kitab dan orang-orang musyrik yang menentang kitab-kitab Allah yang diturunkan dan menentang para rasul yang diutus-Nya. Bahwa mereka kelak di hari kiamat dimasukkan ke dalam neraka Jahanam, mereka kekal di dalamnya untuk selama-lamanya; mereka menjadi penghuni tetapnya, tidak akan berpindah darinya dan tidak pula mereka lenyap darinya.
{أُولَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ}
Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. (Al-Bayyinah: 6)
Yakni seburuk-buruk makhluk yang diciptakan Allah dan yang diadakan-Nya. Kemudian Allah Swt. menceritakan keadaan orang-orang yang berbakti, yaitu mereka yang hatinya beriman, dan badan mereka mengamalkan perbuatan-perbuatan yang saleh. Bahwa mereka adalah sebaik-baik makhluk Allah.
Abu Hurairah dan segolongan ulama menyimpulkan dari ayat ini bahwa orang-orang yang beriman dari kalangan manusia lebih utama daripada para malaikat, yaitu karena firman-Nya yang mengatakan:
{أُولَئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ}
Mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. (Al-Bayyinah: 7)
Kemudian Allah Swt. berfirman dalam ayat selanjutnya:
{جَزَاؤُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ}
Balasan mereka di sisi Tuhan mereka. (Al-Bayyinah: 8)
Yaitu di hari kiamat nanti.
{جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا}
adalah surga 'adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. (Al-Bayyinah: 8)
Yakni tiada putus-putusnya, tiada habis-habisnya, dan tiada selesai-selesainya.
{رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ}
Allah rida terhadap mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. (Al-Bayyinah: 8)
Perlu diketahui bahwa rida Allah kepada mereka lebih tinggi derajatnya daripada kenikmatan abadi yang diberikan-Nya kepada mereka.
{وَرَضُوا عَنْهُ}
dan mereka pun rida kepada-Nya. (Al-Bayyinah: 8)
Artinya, merasa puas dengan keutamaan yang menyeluruh yang diberikan oleh Allah kepada mereka.
Firman Allah Swt:
{ذَلِكَ لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهُ}
Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya. (Al-Bayyinah: 8)
Yaitu pahala ini akan didapat oleh orang yang takut kepada Allah, bertakwa kepada-Nya dengan sebenar-benar takwa, dan menyembah-Nya seakan-akan dia melihat-Nya, dan ia mengetahui bahwa jika ia tidak dapat melihat-Nya, maka Dia Maha Melihat kepadanya.
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ عِيسَى، حَدَّثَنَا أَبُو مَعْشَرٍ، عَنْ أَبِي وَهْبٍ -مَوْلَى أَبِي هُرَيْرَةَ-عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِخَيْرِ الْبَرِيَّةِ؟ " قَالُوا: بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ: "رَجُلٌ أَخَذَ بِعِنَانِ فَرَسِهِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، كُلَّمَا كَانَتْ هَيْعَة اسْتَوَى عَلَيْهِ. أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِخَيْرِ الْبَرِيَّةِ؟ " قَالُوا: بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ: "رَجُلٌ فِي ثُلَّة مِنْ غَنَمِهِ، يُقِيمُ الصَّلَاةَ وَيُؤْتِي الزَّكَاةَ. أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِشَرِّ الْبَرِيَّةِ؟ ". قَالُوا: بَلَى. قَالَ: "الَّذِي يَسأل بِاللَّهِ، وَلَا يُعطي بِهِ"
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ishaq ibnu Isa, telah menceritakan kepada kami Abu Ma'syar, dari Abu Wahb maula Abu Hurairah, dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: "Maukah aku beri tahukan kepadamu tentang sebaik-baik makhluk?” Mereka menjawab, "Tentu saja mau, wahai Rasulullah.” Rasulullah Saw. bersabda, "Seorang laki-laki yang memegang kendali kudanya di jalan Allah, manakala terjadi serangan musuh, maka dia menunggangi kudanya (dan memacunya menghadapi musuh).” "Maukah aku beri tahukan kepadamu tentang sebaik-baik makhluk?" Mereka menjawab, "Tentu saja mau, wahai Rasulullah.” Rasulullah Saw. bersabda, "Seorang lelaki yang berada di kumpulan ternak kambingnya mendirikan salat dan menunaikan zakat.” "Maukah aku ceritakan kepadamu tentang seburuk-buruk makhluk?" Mereka menjawab, "Tentu mau." Rasulullah Saw. menjawab, "Orang yang meminta kepada Allah dan Allah tidak memberinya.”
Demikianlah akhir tafsir surat Al-Bayyinah, segala puji bagi Allah atas segala karunia-Nya.

© all rights reserved
made with by templateszoo